1. Gas Mulia dan Halogen
Unsur – unsure VIII A pada system proidik merupakan unsur – unsure blok p karena dektron terahih pada unsure ini mengisi sub kulit p. Unsur gaolongan VIII A terdiri dari helium (He), neon (Ne), argon (Ar), krypton (Kr) xenon (Xe), dan radon (Rn).
Unsur – unsure golongan VIII A disebut gas mulia, karena selai berfase gas pada suhu ruang juga juga bersifat insert sutar bereaksi dngan unsure lain. Seringpual dinamakan gas jarang hal ini dikarenakan, kecuali radon unsure – unsure ini terdapat di atsmosfer dalam konsentrasi yang saagt kecil.
Dalam sub pokok bahasan ini kita akan membahas keminpan sifat – sifat atomic, fisis dan kimia, reaktivitas gas mulia di alam dan penggunaan gas mulia dalam kehidupan sehari – hari.
A. Gas Mulia
Gas mulia didalam system priodik unsure terdapat pada golongan VIII A agau golongan 0 (nol) atau golongan 18 yang terdiri atas xenon (Xe), helium (He), neon (Ne), argon (Ar), krypton (Kr) dan reaktif (setabil) atau insert yang ditemukan oleh Lord Ralegih dan William Ramsey
Tahun 1892, Raleigh menemukan bahwa oksigen selalu mempunyai massa 15,882 kali lebih besar daripada masa jenis gas Nitrogen yang diproleh dari penguraian ammonia denagan mereaksikan Nitrogen dangan Maknesium.
3Mg (s) + N2 (g) Mg3N2 (S)
Setelah Nitrogen dipisah, ternyata masih terdapat gas yang volumenya 1/8 dari volume gas semula.
Pada tahun 1894 sampai 1898 Ramsey yang juga berhasil menemukan ukuran as mulia lain yaitu helium yang diproleh dari pemanasan mineral uranium helium barasal dari (helios - matahari). Kemudian penyulingan udara cair Ramsey menemukan krypton (krypton = tersembunyi), Neon (baru) Xenon (tak dikenal atau asing )
Semua gas tersebut dikirim pada Moisan untuk kemudian direaksikan dengan floriun yang dikenal sangat reaktif, tetapi gas tersebut tidak bereaksi denganfluorin. Oleh karena itu Ramsey memasukan gas tersebut kesitem priodik dan kedalam golongan O.
2. Sifat – sifat Gas Mulia
Kesetabilan gas mulia didukung oleh berbagai factor yaitu:
· Kofigurasi gas mulia
· Energi ionisasi
· Afinias elektroan
Unsur | Lambang | Nomor atom | E-ionisasi (kj mol -1) | Jari – jari atom (A0) | Titik leleh (k) | Titik lebur k | Di udara (% volum) |
Heluim Neon Argon Krypton Xenon radon | He Ne Ar Kr Xe Rn | 2 8 18 36 54 86 | 2379 2087 1527 1357 1177 1043 | 1,40 1,54 1,88 2,02 2,16 - | 1 25 84 116 161 202 | 4 27 87 121 166 211 | 5,2x 10-4 1,8 x 10-3 0,93 1,1 x 10-4 8,7 x 10-6 sedikit |
Dari data diatas terdapat berbagai kecendurungan perubahan dari He Ke Rn :
· Semakin panjang jari – jari atomnya, molekul gas mulai semakin mudah membentuk dipo dan semakin kuat gaya van der waals
· Semakin kuat gaya vaderwaals menybabkan titik didih dan titik lebur gas mulia dari atas ke bawah dalam suatu golongannya semakin tingi
· Energi ionisasi semakin kecil untuk Xe dan Rn mempunayi energy ionosasi lebih rendah dari Hidrogen = 1312 Kj mol-1
A. Sifat Atomik Gas Mulia
Terliah adanya suatu keterarturan sifat unsure – unsure gas mulia mulai dari Hehingga Rn, yang meliputi:
1. Jari – jari Atom
Jari – jari atom dari He, Kp, Rn semakin bertambah karena bertambahnya jumlah kulit electron
2. Energi Ionisasi
Energi ionisasi dari He, Kp, Rn semakin berkembang hal ini terjadi karena penambahan jari – jari atom menyebabkan gaya tari menarik anatar inti dengan electron valensi semakin lemah, sehingga untuk melepas electron tersebut dibutuhkan energy yang semakin kecil.
3. Kelektronegafan
Unsur – unsure He, Ne, Ar, tidak memiliki keelektronogatifan semakin berkembang. Hal ini berarti bahwa kemampuan melepas electron untuk membentuk suatu ikatan dengan atom lain semakin bertambah.
4. Tingkat Oksidasi
Tingkat oksidasi He, Ne, Ar, adalah nol sdangkan Kr, Xe, dan Rn memiliki beberapa tingkat oksidasi tingkat oksidasi mengambarkan jumklah elekton yang dilepas atau diserap agar diproleh gaar diproleh konfigurasi electron gas mulia yang stabil.
3. Sifat Fisis Gas Mulia
Gas mulia merupakan gas monoatomik artinya ditemukan dalam benttuk atom tunggal di alam yang sering berkatan satu sama lain akibat adanya gaya London. Pada atom factor yang mempunyai kekuatan gaya London adlah ukuran atom.
Selanjunya kita peratiakan keteraturan sifat fisi gas mulia apa yang menyebabkan keteraturan tersebut.
1. Kerapatan
Kerapatan menyebakan perbandingan antara massa dan unit oleh masa atom jari –jari atom dan kekuantan gas London.
2. Titik leleh
Titik leleh yaitu suhu pada saat wujud padat dan air berada dalam suau system kesetimbangan. Titik leleh dipengaruhi oleh jenis dan kekuatan ikatan.
3. Titik Didih
Titik didih yaitu suhu pada saat wujud gas dan cair berada dalam suatu system kesetimbangan. Titik didih d bertambah dari He ke Rn, karena adanya ertambahan gaya London.
4. Daya Hantar Listrik Dan Panas
Ada atau tidaknya elakron – elektron bebas yang dapat bergerak dalam suatu ikatan kimia menentukan apakah suatu unsure dapat menghantarkan lstrik dan panas atau tidak.
C. Sifa Kimia Gas Mulia
Telah diketahui bahwea reaksi kimia hanya melibatkan electron – electron pada kulit terluarnya. Oleh karena itu gas terluar gas mulia telah penuh, maka cendrung tidak beraksi atau tidak reaktif.
D. Gas mulia di Alam
Gas mulia di alam tergolong unsure sangat tidak reaktif sehingga unsure ini ditemkan di alam dalam bentuk monoatomik.utama gas mulia kecualai radon daalah udara.
TABEL UNSUR – UNSUR GAS MULIA (*) DI UDARA KERING
Unsur | Lanbang | Persentasi (Volum) |
Nitrogen Oksigen Argon* Karbondioksida Neon* Helium Metana Krypton Hydrogen Nitrogen oksida xenon | N2 O2 Ar CO2 Ne He Ch4 Kr H2 No2 Xe | 78,084 20,948 0,934 0,914 0,0182 0,00052 0,0002 0,00011 0,00005 0,00005 0,00008 |
Rodon merupakan unsure radiaktf dan diperoleh dari pelurahan unsure radiosktif seperi uranium dan radium yang terdapat pada kerak bumi.
5. Keberadaan gas mulia di alam
Gas mulia yang tidak terdapatr di alam adalah radon (Rn) diantara seluruh gas mulia argon paling banyak terdapat di udara dan kadar 0,93% dari udara kering, neon 1,8x 10-3 %, helium 5,2x 10-4%, kriptton 1,1x 10-4% dan xenon 8,7x 10-6%
6. Senyawa Gas Mulia
Pada tahun 1962, Niels Brtlett, ahli kimia dari kanada mengamati bahwa O2 dapat bereaksi denga senywa PtF6 pada shu kamar untuk membentuk fase padat O2 PtFe
O2 (g) + Pt6 (s) O2+ PtF6-(S)
Dalam penelitian sianr x ditemukan bahwa senyawa tersebut merupakan senyawa ionic dari ion oksigen dengan PtFe6- dari pengamatan selanjutnya didapat energy ionisasi melekul oksigen sedikit lebih tinggi daripada energy ionisasi Xe.
O2 (g) O2 (g) H = +1170 Kj mol-1
Ion oksigenil
Xe (g) Xe+ (g) + e- H = + 1077 Kj mol-1
Berdasarkan pengamatan diatas maka dicoba mereaksikan Xe dan PtFe pada suhu kamar dan berhasil mendapatkan senyawa gas mulia yang pertama kali yaitu XePtF6 dalam bentu Kristal ang stabil.
Xe (g) + PtF6 XePtF6
Beberapa bulan kemudian peneliti dipusat penelitian Argone National Laboratory Chicago berhasil mereaksiakn gas Xe dengan gas F2 pada suhu 400oc dan mendapat gas padat tak berwarna dai XeF4, XeFe2, dan XeF6
3Xe (g) + 6Fe2 (g) XeF2 + XeF4 + XeF6(s)
7. Industri Gas Mulia dan Penggunaannya
Gas mulia dapat digunakan dalam berbagai hal, antaralain sebagai berikut:
1. Helum digunakan sebagai pengisi balon gas karena masa jenisnya yang rendah dan setaabil.
2. Neon digunakan untuk gas pengisi lampu dan pember warna merah yang terang
3. Argon merupakan gas mulia yang paling banyak digunakan, terutama di atmosfer penguasa logam.
4. Kripton dan Xenon digunakan untuk pengisian lampu iklan yang berwara arni
5. Campuran 10% Xe, 89% Ar, dan 1 % F2 digunakan untuk lampu emisi untuk menhasilkan sinar laser
8. Halogen
Halogen adalah kelompok unser yang terdapat pada golongan VIIA dlam system priodik unsure. Holagen merupakan unsure yang sangat reaktif. Unsur – unsure Holagen meliputi Florin(F), Klorin (Cl), Bromin (Br), Iodin(I), Astatin(At). Astatin merupakan pembebtuk garam.
A. Halogen di Alam
Sumber utama halogen adalah air laut yang mengandung natrium klorida (NaCl), Bromin (Br), Iondin(I-).
Florin terdapat sebagai batuan fluospor (CaF2), Krilit (Na3 AlF6) DAN fluoropatit (3Ca3 (Po4)2 Ca (FCl)2) yang terdapat di air laut. Iodin pada air laut dan lodat (IO3-) dalam garam chili NaIO3.
B. Sifat – sifat halogen
Beberapa sifat fisis unsure holagen dan perubahannya dalam suatu golongan yang perlu diperhatikan.
· Konfigurasi elektronya mempunya electron valensina ns2np5 yang yang berarti halogen mempunyai sebuah electron yang belum berpasangan.
· Titik didih dan titik beku yang semakin tinggi.
· Energi iononisasinya yang tinggi yang mengakibatkan unsure halogen sukar melepas elekronnya untuk enjadi ion positif
· Afinitas electron yang tinggi membuat halogen mudah menangkap electron
· Energi disosasi ikatan x-x dalam 1 golongan dari atas kebawah menunjukan perubahan yang cenderung semakin kecil.
C. Sifat Anomik Halogen
· Jari – jari antom
Tarik menarik anaar inti ataom dengan electron dikulit terluar semakin lema, jika jari – jari atomnya bertambah.
· Energi Ionisasi
Jika energy ionisasinya berkurang, maka melepas elekton valensinya dibutuhkan energy yang semakin kecil.
· Keelektrogottifan
Jika Keelektrogottifan berkrang, terjadi penurunan kemampuan atom untuk menarik electron dari atom lain.
· Afinitas electron
Jika afinitas berkurang maka, electron – elektronnya yang letaknya saling berdekatan ketia menyerap electron dari atom lain terjadi tolak menolak yang lebh kuat terhadap electron.
· Tingkat Oksidasi
Umumnya unsure – unsure halogen memiliki lebih dari satu tingkatan oksidasi, kecuali Fluorin dengan hanya dua macam tingkat oksidasi yaitu 0 dan 1
D. Sifat Fisis Halogen
· Kerapatan
Jika terjadi kenaikan nilai keraatan maka kekuatan aya London mempengaruhi gaya fisis.
· Titik Leleh
Titik leleh suatu unsure ditentukan oleh jenis kekuatan suatu iaktan kimia. Jenis ikatan yang terjdi yaitu gaya London yang semaki bertambah kerena titileleh suatu halogen semakin bertambah.
· Titik Didih
Sama halnya denga tititk leleh
· Daya hantar listrik
Gaya halogen tidak memiliki daya hantar panas karena jenis ikatan gaya London.
E. Sifat Kimia Halogen
Reaktivitas halogen berkurang dengan bertambahnya nonor atom.
F. Sifat karakteristik ; Daya akomodasi Halogen
Apabila halogen bereaksi dengan logam atau nonlogam, halogen bersifat sebagi pengokridasi denagn unsure yang bereaksi dengan halogen bersfat sebagai pengoksidasi dengan unsure yang bereksi dengan halogen bersifat.
Sebagai produksi . Pda reaksi halogen denagn logam terbentuk senyawa ion. Dalam oenbentukan senyawa ion, halogen menyerap electron dari atom logam menadi ion halide ang bermutan negative.
Contoh;
2Na (s) + Cl2 (g) 2Na+ + Cl- (s)
Wah lengkap dan berisi materinya bro, thanks ya berguna banget buat bahan persentasi nih !
BalasHapusMakasih yah dah mau mampir ke blog q. jangan luap sering maen2 ke mari
BalasHapus